Pada Tahun 2025 Industri Pesawat Drone bisa mencapai US$ 2.500 miliar

Industri Pesawat Drone Bisa Mencapai US$ 2.500 Miliar Pada Tahun 2025

Wuavf.id – Pada tahun 2025 Industri UAV (Unmaned Aero Vehicle) atau pesawat tanpa awak di dunia sediperkirakan akan tumbuh mencapai US$2.500 miliar.  Angka ini tentunya berdampak positif untuk industri penerbangan di tanah air.

President WUAVF (World Unmaned Aero Vehicle Federation) atau Federasi Dunia Pesawat Udara Tanpa Awak Indonesia Sanny Suharli mengatakan secara global industri pesawat drone akan terus tumbuh termasuk di Indonesia.

Kata dia, saat ini di Cina terdapat sekitar 600 perusahaan pembuat drone yang semuanya didukung oleh dana korporasi pemerintah Cina.

Dari sisi teknologi Turki telah menciptakan drone tingkat menengah yang bisa terbang 40.000 kaki diatas ketinggian pesawat  komersil umumnya dengan daya jelajah selama 24 jam nonstop. “Namun tidak sedikit pesawat drone yang dirahasiakan perkembangan karena kebutuhan militer dan perang,” kata Sanny Suharli.

Sementara dari sisi kategorinya drone dimulai dari mainan anak-anak yang harganya mulai Rp150.000. Kemudian drone untuk kebutuhan pemetaan udara mempunyai skala kecil dengan harga sekitar Rp20.000.000 an, sedangkan kebutuhan pemetaan skala besar harganya sekitar Rp 2.000.000.000.

Baca juga:

4 Teknologi Keamanan Terbaik untuk Ibu Kota Baru Rekomendasi ATISI

“Untuk kebutuhan menengah strategi perang yang sangat mahal namun di butuhkan,” sambung Sanny Suharli.

Pembuatan pesawat terbang tanpa awak di Indonesia diproduksi sangat terbatas dan hanya dibuat bodynya saja. Sedangkan motor penggerak, baik listrik maupun tenaga motor penggerak bahan bakar serta keseluruhan system control yang otomatis banyak mempergunakan teknologi import yang sudah lebih mapan.

“Saya sudah mengunjungi banyak industri kecil, menengah sampai ke industri militer di Cina yang menyatakan sangat ingin bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia dan diketahui oleh pemerintah kedua negara yang terkait,” kata Sanny Suharli.

Tidak hanya Cina saja, beberapa perusahaan Amerika Serikat dan Filandia yang membuat software untuk pengendalian pesawat tanpa awak sangat ingin bekerja sama dengan pihak Indonesia.

“Kita harus menyambut baik kesempatan ini dan Saya memberikan rekomendasi kerja sama yang menguntungkan bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutup Sanny Suharli.

Share This:

Be the first to comment

Leave a Reply