Wabah virus corona tengah menjadi perhatian dunia. Virus jenis baru yang berasal dari kota Wuhan, China ini, diketahui sudah mewabah di Wuhan sejak Desember 2019. Berbagai negara pun mulai mengantisipasi penyebaran virus ini agar tidak memasuki wilayahnya, termasuk Indonesia yang sudah mulai menerapkan sistem yang dapat mendeteksi wabah virus corona yang dibawa oleh seseorang yang hendak masuk ke Indonesia melalui bandara.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan teknologi yang dipakai untuk mendeteksi wabah virus ini adalah thermal scanner (pemindai suhu) yang biasa digunakan untuk pengecekan tubuh manusia. Pemindaian suhu tubuh tidak hanya dilakukan saat penumpang turun dari pesawat saja, tetapi pihak Kemenkes memperketatnya dengan melakukan pengecekan di pesawat sebelum para penumpang turun untuk mencegah penyebaran virus corona.
Ada dua jenis thermal scanner yang digunakan di bandara, yakni thermal scanner yang dapat dipegang dengan tangan (thermal gun) dan perangkat thermal scanner lengkap beserta layar dan kamera pemantau suhu tubuh.
Untuk yang model genggam atau thermal scanner, itu digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang sebelum turun dari pesawat. Karena salah satu tanda virus corona adalah demam, maka alat ini digunakan untuk menemukan seseorang yang mengalami panas tinggi atau suhu tubuh melewati batas normal 37,5° dan pemindaian dilakukan bergantian satu persatu untuk mendeteksi langsung gejala dan tanda awal virus corona.
Penggunaan pemindai ini cukup mudah, petugas hanya mengarahkan sensor infrared ke tubuh seseorang untuk mengumpulkan energi yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek. Kemudian sensor akan mengubah data-data energi tersebut menjadi ukuran energi panas dari objek. Sebisa mungkin, pengguna thermal gun berdiri sedekat mungkin dengan objek dan pengguna dapat menarik pelatuk untuk melihat keterangan suhu pada layar thermal gun.
Berbeda dengan thermal gun, thermal scanner camera bisa langsung memindai beberapa orang sekaligus, sesuai dengan tangkapan lensa kamera. Pemindaian seluruh bagian tubuh dimungkinkan karena berbasiskan kamera, di mana kamera ini memiliki sensitifitas terhadap panas. Semakin panas tubuh seseorang maka tampilan orang pada layar video semakin terang.
Kamera thermal marak digunakan saat wabah SARS pada tahun 2002 dan 2003. Bandara-bandara di Singapura dan China bahkan menggunakannya terus menerus sejak wabah itu muncul. Sayangnya, perangkat thermal scanner camera tidak bisa dibawa-bawa, sehingga tidak dimungkinkan untuk mengecek suhu penumpang di dalam pesawat. Tetapi perangkat ini menawarkan pengecekan suhu tubuh dengan cakupan luas dan mampu menampilkan suhu di setiap bagian tubuh manusia.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.